Jumat, 17 Juni 2011

Surat untuk Tuhan

aku sedih terlalu terperangkap dunia
melupakan siapa Sang Pencipta
hanya menjelajahi sesuatu yang kasat mata
menyerapi omong kosong belaka
seolah kehilangan beribu makna, sia-sia

aku sedih terlalu angkuh
berkorban dengan banyak peluh
terkadang aku pun rapuh
berbalut pendirian yang tak kukuh
dan kembali lagi aku terjatuh

walau penderitaan silih berganti menerpa
masih saja keegoisan hati memaksa
terperangkap lagi kedalam jebakannya
seolah tak mau mengalah dengan noda
akupun kembali dalam egois asa

terlalu jauh aku berjalan
menapaki jalan tiada arah tujuan
semakin tak terlihat lagi harapan
musnah berjuta penantian
terlalu sibuk dengan carut marut kehidupan
hingga mengabaikanMu ya Tuhanku
ini tulisanku yang berupa pengakuan
terpaku di atas doa dalam keheningan
ku bersimpuh meminta ampunan
hingga tiba saatnya aku terkapar di hadapanMu
sendiri sepi tanpa teman

M i m p i k u

aku terpuruk lagi pada sudut lorong dekat jendela
menghitung sisa-sisa nafas terakhir yang kupunya
sesak kuhirup udara pada malam buta
ditemani seggenggam asa yang telah binasa
resapi segala penat pada relung jiwa
pudar wajahku yang penuh tawa dan canda
terganti oleh raut dengan senyum getir merona
mengalir deras airmataku yang tak berdosa
kini kepedihan kembali lagi bercengkrama
berjibaku dengan letih di dalam dada
menelanjangi pikiran dengan aral luar biasa
tampak sinar menyorotku dari luar jendela
membuyarkan pikiran dan membiaskan mata
terang benderang bak cakrawala
terhentak kaget aku mendengar suara
ku menengadah seraya memandangiya
berdirilah dihadapanku sesosok mahkluk dengan cahaya
seolah seperti melihat ciptaan Tuhan yang luar biasa
ku membisu dan terpaku tidak berdaya
berusaha untuk menghilangkan rasa takut yang merajalela
ku memberanikan diri untuk membukakan mata
ingin kembali pada kenyataan semula
berharap ini adalah khayalan semata
namun aku tak kuasa
dan akupun tahu, ternyata ini adalah sebuah realita
realita yang memaksa aku untuk mengikutinya
tak bisa kuhadang walau dengan sekuat tenaga
karena ini adalah takdir dari hidupku yang fana
perlahan-lahan ia mengajakku bangkit dari asa
mengajaku terbang ke luar angkasa
dalam keadaan suci tak berbusana
perjalanan ini kurasakan sakit yang teramat sangat luar biasa
sakit yang tak pernah kurasakan sebelumnya
seperti dikuliti dari ujung kaki hingga kepala
aku berteriak dan berusaha meronta
namun aku tetap tidak berdaya
tak lama, aku terbangun dari tidurku yang lelap tak bersuara
aku tersadar, aku sedang berada pada ruang sejuk gelap gulita
tak ada seorangpun kecuali aku dengan dia
sebuah mahkluk dengan cahaya luar biasa